BERITA
2018, Warga Afganistan Yang Tewas Akibat Konflik Meningkat
25 Februari 2019
Oleh: Andre Barahamin
kelung.com – Tahun 2018 mencatatkan rekor buruk di Afganistan terkait tingginya wara sipil yang menjadi korban akibat konflik yang berlangsung sepanjang tahun. Menurut laporan UN Assistance Mission in Afghanistan (UNAMA) atau Misi Bantuan PBB di Afghanistan yang dirilis pada Minggu (24/02) kemarin, sejumlah warga sipil Afghanistan terbunuh tahun lalu.
Laporan tersebut menemukan bahwa salah satu penyebab utama meningkatnya korban tewas adalah eskalasi serangan udara oleh pasukan koalisi yang dipimpin AS. Namun jumlah korban yang lebih besar lagi tewas karena menjadi korban dalam praktek bom bunuh diri.
Menurut laporan tersebut, sepanjang tahun 2018 serangkaian konflik di Afghanistan telah merenggut 3.804 nyawa warga sipil yang 927 di antaranya adalah anak-anak. Secara total, UNAMA mendokumentasikan 10.993 korban sipil (termasuk di antaranya 7.189 korban luka-luka), mewakili peningkatan lima persen dalam keseluruhan korban sipil dan peningkatan 11% dalam kematian warga sipil dibandingkan dengan 2017.
Jumlah anak-anak tewas akibat konflik sepanjang tahun 2018 tersebut menjadi rekor kedua tertinggi dalam satu dekade terakhir, hanya selisih sedikit dibanding tahun 2016. Berdasarkan laporan UNAMA tersebut, angka tersebut mencatatkan lonjakan 11 persen dalam kematian warga sipil jika dibandingkan dengan korban tahun 2017.
Data yang dikumpulkan oleh UNAMA menemukan bahwa sebanyak 63% korban sipil diakibatkan oleh serangan yang dilakukan oleh Anti-Government Elements (AGE) atau Elemen Anti Pemerintah.
Dalam laporan tersebut, aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh Taliban berkontribusi terhadap penyebab jatuhnya 37% korban warga sipil dari data yang dirilis oleh UNAMA. Pasukan pro-pemerintah menyebabkan 24% korban sipil -di mana 14% dari total tersebut disebabkan oleh pasukan keamanan nasional Afganistan, 6% disebabkan oleh pasukan militer internasional, dan sisanya disebabkan oleh milisi bersenjata pro-pemerintah. Di tempat terakhir ada Daesh (Negara Islam Provinsi Khorosan) yang menjadi penyebab 20% jatuhnya korban sipil sepanjang tahun 2018.
UNAMA menemukan bahwa faktor-faktor kunci lain yang berkontribusi terhadap peningkatan signifikan korban sipil adalah melonjaknya serangan bunuh diri yang dilakukan oleh AGE, terutama yang dilakukan para pengikut Daesh. Aksi-aksi tersebut lalu dijawab dengan operasi udara secara serampangan dan abai terhadap keberadaan warga sipil yang dilakukan oleh pasukan pemerintah dan pasukan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika Serikat.
“Cara terbaik untuk menghentikan pembunuhan dan lebih banyak korban luka-luka di kalangan warga sipil adalah dengan menghentikan konflik. Itu sebabnya saat ini kebutuhan untuk mewujudkan perdamaian menjadi lebih mendesak,” kata Tadamichi Yamamoto, pejabat tinggi PBB di Afghanistan yang juga mengepalai UNAMA.
Perang Afghanistan dimulai setelah pasukan AS memimpin kampanye untuk menggulingkan Taliban. Invasi AS tersebut dipicu usai terjadinya serangan 11 September 2001 di New York dan Washington. Pasukan pemerintah yang didukung oleh AS, dalam beberapa bulan terakhir terus meningkatkan serangan udara yang digambarkan oleh pejabat keamanan senior Afganistan sebagai serangkaian serangan terkoordinasi yang ditujukan terhadap para pemimpin dan pejuang Taliban. Jumlah serangan yang terjadi sepanjang tahun 2018 merupakan yang tertinggi frekuensinya sejak tahun 2014.
UNAMA juga mencatat bahwa serangan bunuh diri dan operasi udara yang dilakukan masing-masing pihak telah menyebabkan jumlah korban sipil paling tinggi sejak mereka mulai mendokumentasikan efek buruk konflik ini sejak satu dekade terakhir. Namun bentrokan bersenjata di darat antara pasukan pro-pemerintah dan kelompok-kelompok anti-pemerintah tetap menjadi penyebab utama tingginya warga sipil yang jadi korban.
“Fakta bahwa jumlah anak yang terbunuh tahun ini adalah yang tertinggi, sangat mengejutkan,” kata Michelle Bachelet, Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia.
Laporan itu mengatakan bahwa Taliban bertanggung jawab atas 1.751 korban sipil pada 2018. Meningkat dari jumlah korban yang diakibatkan oleh Taliban sebanyak 916 pada 2017. Sementara Daesh (Negara Islam) membunuh atau melukai 2.181 warga sipil tahun lalu.
Korban perempuan sepanjang tahun 2018 berkurang 6% menjadi 1.152 (350 tewas dan 802 terluka), dibandingkan dengan total 10% dari korban sipil akibat konflik pada tahun 2017. Sementara kelompok minoritas Syiah telah menjadi sasaran banyak serangan yang dilakukan oleh Daesh (Negara Islam).
Laporan tersebut juga merekomendasikan agar setiap pihak yang terlibat dalam konflik untuk menghentikan kesengajaan-kesengajaan yang mengakibatkan warga sipil menjadi korban. Terutama misalnya, UNAMA meminta agar objek vital publik tidak dijadikan sasaran tembak dalam konflik udara dan serangan roket darat. Meskipun satu-satunya cara yang diyakini UNAMA untuk menghentikan konflik adalah dengan gencatan senjara dan mendorong negosiasi damai di antara pihak-pihak yang berkonflik.(*)
Editor: Gratia Karundeng
Komitmen dan misi kami adalah menghadirkan media dengan mutu jurnalisme yang baik. Menurut pendapat kami, salah satu syarat penting untuk mencapai hal itu adalah indepedensi.
Sejak awal, kami telah menetapkan bahwa KELUNG adalah media independen. Sebagai media independen, KELUNG hadir untuk melayani pembaca dengan laporan, artikel atau tulisan yang disajikan secara naratif, mendalam, lengkap dengan konteks. Kami mengajak anda untuk memasuki setiap gejala dan isu untuk menemukan informasi, inspirasi, makna dan pengetahuan.
KELUNG independen oleh karena kami sendiri yang menentukan tema atau isu untuk disajikan. KELUNG bebas dari intervensi penguasa atau pemilik modal. KELUNG independen dari intervensi ideologi agama atau ideologi apapun. KELUNG independen, karena bebas berpihak kepada kelompok minoritas, kelompok marginal dan lemah secara akses suara ke publik. KELUNG juga akan terus berupaya mengembangkan diri, meningkatkan mutu isi dan penyajian.
Pembaca adalah kunci dari harapan kami ini. Dukungan pembaca berupa donasi, sangat berarti bagi kami dalam upaya pengembangan dan peningkatan mutu jurnalisme yang independen. Kami mengundang pembaca untuk bersama-sama untuk mencapai komitmen dan misi kami ini.
Mari bantu KELUNG dengan cara berdonasi…. selengkapnya
