Connect with us

ECONEWS

3.000 Mangrove Dari Utara Selebes Untuk Dunia

Published

on

25 Juni 2024


“Saat ini dalam tuntutan era globalisasi, seluruh negara sedang terfokus dan berkonsentrasi pada lingkungan. Pemanasan global dan suhu bumi yang perlahan-lahan naik, menjadi tanggung jawab bersama semua pihak.”


Penulis: Etzar Frangky Tulung


PEMANASAN global atau yang lebih dikenal dengan ‘global warming’, masih menjadi salah satu isu paling penting di semua negara hingga saat ini. Global warming adalah sebuah istilah yang menggambarkan tentang suhu rata-rata daratan, lautan dan atmosfer laut, yang setiap tahunnya terus mengalami peningkatan signifikan.

Hal ini terjadi, karena adanya berbagai aktivitas manusia yang menghasilkan gas rumah kaca. Contohnya, pembakaran bahan bakar fosil, penebangan dan pembakaran hutan, limbah pertanian dan peternakan, gas bahan bakar kendaraan, penggunaan listrik berlebihan dan masih banyak lagi.

Apabila ini terus dibiarkan sampai berlarut-larut tanpa adanya solusi, bukan tidak mungkin akan mengancam ekosistem kehidupan semua mahluk hidup di bumi.

Fakta itu menuntut perhatian semua kalangan. Sebagai bagian dari upaya dan tanggung jawab untuk mengurangi  pemanasan global yang terus berlanjut, PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pengatur Beban (UP2B) Sistem Minahasa, berkolaborasi dengan Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Sulawesi Utara, menggelar penanaman 3.000 bibit pohon mangrove. Agenda itu digelar di area Balai Taman Nasional Bunaken, di sekitar pesisir pantai Desa Tiwoho, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara, Sabtu, 22 Juni 2024.

Saat membawakan sambutan di lokasi kegiatan, General Manager PT PLN (Persero) UIP3B Sulawesi, Jarot Setyawan, mengatakan sangat bersyukur dan berterima kasih atas kehadiran seluruh undangan dalam acara tersebut.

“PLN saat ini sedikit bergeser memperluas konsentrasinya. Mungkin kalau dulu PLN lebih banyak dikenal sebagai penyedia listrik ke konsumen yang harusnya sudah berkualitas, dan semoga bisa memenuhi harapan pelanggan,” kata Jarot.

Menurutnya, saat ini dalam tuntutan era globalisasi, seluruh negara sedang terfokus dan berkonsentrasi pada lingkungan. Pemanasan global dan suhu bumi yang perlahan-lahan naik, menjadi tanggung jawab bersama semua pihak. Termasuk elemen masyarakat yang ada di utara Selebes ini.

“PLN, selain tugas utama dalam menyediakan listrik, kami sadar juga kami  berkontribusi dalam pemanasan global. Banyak pembangkit kami menghasilkan emisi karbon. Ini disemprot oleh pemerintah, dan perlahan-lahan kami geser ke pembangkit energi baru dan terbarukan,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, sangat bersyukur di Sulawesi, termasuk Sulawesi Utara, dari 100 persen energi terbarunya, sudah sekitar 40 persen energinya yang dihasilkan dari energi baru dan terbarukan. Baik itu air, geotermal, pembangkit listrik tenaga surya dan angin.

“Nah, ini akan terus ditambah, sehingga berharap emisi karbon bisa kami turunkan. Ini dari usaha kami yang utama dalam menghasilkan listrik. Tapi, PLN dengan perusahaannya yang besar ada di seluruh Indonesia, dan pegawainya puluhan ribu, kami juga harus berkontribusi dalam tanggung jawab sosial dan lingkungan,” jelasnya.

Lanjut Setyawan, seluruh unit PLN termasuk UIP3B Sulawesi yang hari itu diwakili unit UP2B Minahasa, harus mengadakan program-program yang memperbaiki lingkungan. Salah satunya, kegiatan gerakan ‘Penanaman Pohon Mangrove’.

“Manfaat dari penanaman pohon ini, untuk melindungi pantai dari abrasi, tempat hidupnya biota laut, menyerap karbon, dan lainnya. Tapi luar biasanya, bagi saya yang selama ini melihat mangrove hanya sekedar pohon saja, tetapi bisa juga menghasilkan sesuatu yang produktif,” ungkapnya.

Ia pun mengakui, sangat penasaran tentang bagaimana caranya pohon mangrove yang bisa diolah menjadi kripik, teh, kopi dan sirup.

“Nah, ini adalah sesuatu yang sangat luar biasa. Harapannya, apa yang kita lakukan dan inisiasi hari ini, tidak saja untuk memperbaiki lingkungan kita, tapi juga mampu menggerakkan, meningkatkan potensi ekonomi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil Menengah) yang ada di wilayah ini,” harap Setyawan.

“Pada prinsipnya, PLN mendukung penuh kegiatan seperti ini, fokus pada lingkungan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat sekitar. Semoga dengan berbagai unit yang tersebar luas di berbagai daerah, akan bisa kita lakukan dengan konsisten dan berharap didukung oleh pemerintah dan instansi terkait, maka akan menghasilkan dampak yang baik juga bagi lingkungan dan masyarakat sekitar,” kuncinya.

BTN Bunaken Beri Apresiasi

Selanjutnya, Kepala Balai Taman Nasional (BTN) Bunaken, Faat Rudhiantoro, menyampaikan apresiasi yang sebesar-besarnya kepada PT PLN UIP3B Sulawesi, dan PLN UP2B Sistem Minahasa, yang tergerak hatinya untuk melaksanakan progam pelestarian lingkungan dan pemberdayaan masyarakat.

“Saya kira programnya sudah tepat pak, bahwa PLN itu, konsepnya bukan hanya menghasilkan listrik saja, tetapi ada juga program yang lebih masif lagi, dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan ini,” katanya.

Menurutnya, tidak bisa dipungkiri jika PLN juga merupakan salah satu penghasil emisi karbon di dunia. Sehingga, ini adalah program yang sangat tepat.

“Tahun 2023 lalu, kita bisa merasakan bersama akibat dari musim kemarau yang berkepanjangan. Jadi, bagi saya penanaman mangrove ini sungguh luar biasa,” sebutnya.

Dikatakan Faat, hasil penelitian beberapa ahli, tingkat penyerapan emisi karbon dari pohon mangrove mencapai 60 persen lebih besar dari tanaman yang ada di hutan. Itu baru manfaat ekologinya, belum lagi manfaat lain ekosistem mangrove adalah untuk menjaga kelestarian terumbu karang dan biota laut.

“Selain itu juga, mangrove memiliki manfaat besar untuk sekitar pantai, mampu untuk menahan dan mencegah abrasi pantai, menjaga terumbu karang. Agar supaya juga bisa mencegah lumpur-lumpur yang ada di sekitar pinggir pantai sini tidak menjadi sedimentasi, dan membunuh ekosistem terumbu karang di area Taman Nasional Bunaken ini,” lanjutnya.

Ia juga menjelaskan, kaitannya dengan ekonomi masyarakat, mangrove memiliki varian produknya yang begitu banyak. Bisa diolah menjadi teh celup, selai, kopi, sirup dan masih banyak lagi.

“Tentunya, kami berharap ada kerja sama yang baik bersama Dinas Perindustrian Kabupaten Minahasa Utara, dalam upaya peningkatan kapasitas kelompok-kelompok masyarakat yang telah dibentuk. Kita bersama kongkretkan itu, agar supaya masyarakat setelah menanam bisa menerima manfaat dari sesuatu yang telah mereka tanam,” harapnya.

Balai Taman Nasional Bunaken pun juga meminta kepada masyarakat sekitar, mangrove yang telah ditanam ini, kayunya tidak lagi ditebang, dan biarlah mangrove ini akan menjaga kehidupan masyarakat di sini.

“Kalau di-take line kami, ketika kita memelihara terumbu karang atau mangrove itu, maka mereka juga akan memelihara kehidupan kita. Jadi akan saling menjaga,” tambahnya.

Rudhiantoro juga sangat berharap, PT PLN akan terus melaksanakan program-program dan gerakan peduli lingkungan seperti ini.

“Berharap juga, program-program seperti ini di Sulawesi Utara akan lebih banyak dilakukan, agar masyarakat luas bisa mengenal program-program peduli lingkungan dan alam oleh PT PLN ini,” kuncinya.

GenPi Sulut Bersyukur

Ketua GenPI Sulut, Mariane Walukow, mengatakan sangat berterima kasih dan bersyukur atas terselenggaranya kegiatan ini.

“Sangat bersyukur acara ini telah terlaksana dengan baik. Tentunya tidak lepas dari kerja sama yang baik dari semua pihak,” katanya.

Walukow menjelaskan, agenda ini adalah bagian dari program CSR PT PLN UP2B Sistem Minahasa bersama GenPI Sulawesi Utara.

“Atas nama Genpi Sulut, menyampaikan banyak terima kasih bagi PT PLN UP2B Sistem Minahasa, yang telah memberi kesempatan dan mempercayakan kami untuk melaksanakan kegiatan ini,” ungkapnya.

Dijelaskan Walukow, selain bermanfaat bagi kelestarian alam dan lingkungan, mangrove bisa juga dijadikan sumber mata pencaharian bagi masyarakat lokal. Seperti nelayan, petani garam, pengumpul kerang dan sumber lainnya.

“Selain itu juga, mangrove berpotensi memiliki peluang untuk dijadikan pengembangan ekowisata yang dapat meningkatkan peluang ekonomi,” jelasnya.

Walukow menambahkan, sangat mengapresiasi dan berterima kasih bagi seluruh pihak, yang dengan penuh semangat dan antusiasme tinggi dalam menyukseskan kegiatan.

“Terima kasih banyak bagi semua pihak yang sudah ikut ambil bagian dalam pelaksanaan penanaman pohon mangrove ini. Tanpa dukungan dan kerja sama yang baik dari saudara-saudari sekalian, acara ini tidak akan berjalan dengan baik,” tandasnya.

Terlihat hadir, General Manager PT PLN UP2B Sistem Minahasa, Furqan Idris, Kepala Dinas Perindustrian Minahasa Utara, Agnes Tumangkeng, Kepala Balai Taman Nasional Bunaken, Faat Rudhiantoro, Pemerintah Kecamatan Wori, Pemerintah Desa Tiwoho, perwakilan Danramil 1309-05 Wori, perwakilan Polsek Wori, perwakilan Karang Taruna Desa Tiwoho, Kelompok Tani Desa Tiwoho, GenPI Sulawesi Utara, dan perwakilan komunitas.

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *