Published
5 years agoon
By
philipsmarxOleh: Kharisma Kurama
___________________________________________________________________________
kelung,com – Publik Nyiur Melambai dibuat bangga. Aksi kemanusian Bripka Jerry Tumundo, baru-baru ini, jadi pemicu. Di tengah ketakutan masyarakat terhadap teror Coronavirus Disease 2019 (Covid-19), ia justru melibatkan diri dalam membantu prosesi pemakaman jenazah Covid-19 di Desa Wusa, Kecamatan Talawaan, Minahasa Utara (Minut).
Berbekal keberanian dan ketulusan, Tumundo yang saat itu hadir sebagai pelayan gereja, ikut terjun menguburkan jenazah. Padahal saat itu ia tidak memiliki Alat Pelindung Diri (APD) yang memadai.
Kekaguman warga semakin bertambah saat mengetahui, hal itu ia lakukan karena ibah dengan kondisi jenazah yang sudah terlantar selama 2 jam. Sebuah ironi yang sebenarnya membuat masyarakat Sulawesi Utara (Sulut) geram, karena menganggap pemerintah tidak siap mengurus jenazah Covid-19 itu.
Tak lama kemudian, Tumundo langsung jadi “trending topic”. Nama dan fotonya beredar di media sosial. Sejumlah media online, cetak hingga TV memuat aksi heroik ayah tiga anak itu. Decak kagum dan dukungan moril meluap.
Hampir sepekan, nama Tumundo terus dielukkan. Ia dianggap jadi pahlawan dalam peristiwa itu.
Masyarakat berharap kejadian ini bisa sampai ke telinga Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri), Jenderal Pol Idham Aziz. Tumundo dinilai pantas dapat penghargaan.
Benar saja. Senin (13/4), doa masyarakat Sulut terjawab. Aksi kemanusiaan Bripka Tumundo terdengar sampai ke telinga pucuk pimpinan Korps Bhayangkara. Tumundo dihubungi langsung Kapolri, Jenderal Pol Idham Aziz lewat video call (VC) WhatsApp.
Nada apresiasi dan kekaguman pun tak terbendung. Jenderal bintang empat itu mengaku bangga dengan keberanian dan ketulusan prajuritnya. Percakapan pun terjadi.
“Saya atas nama pribadi dan instusi Polri respek sama hasil kerja kemanusiaan kamu. Seluruh anggota Polri bangga akan ketulusanmu memakamkan korban akibat Covid-19,” ungkap Aziz.
Dalam percakapan yang berdurasi 2 menit 48 detik itu, Kapolri juga memberikan penghargaan kepada Bripka Tumundo dengan memberikan “beasiswa” sekolah perwira.
“Pangkat Ngana apa? Sudah bisa sekolah belum? sudah berapa kali daftar ngana?,” tanya Kapolri Aziz dengan logat khas Manado yang langsung direspon Bripka Tumundo jika dirinya sudah memenuhi kriteria untuk mengikuti Sekolah Inspektur Polisi (SIP).
“Saya nanti buatkan surat telescoting buat Ngana, nanti tahun depan masuk SIP ya. Bilang ke istri, Pak Kapolsek dan Kapolres, bilang Kapolri tadi telepon, nanti surat (telescoting)-nya saya kirim ke Kapolda ya. Selamat, saya menaruh respek atas kerja kamu yang tulus dan ikhlas,” kata Idham.
Nada haru pun tak tertahan. Bak mimpi di siang bolong, perkataan Kapolri Aziz seolah menjawab mimpi sang Bripka. Hal itu ia ungkapkan saat dihubungi awak media lewat sambungan telfon seluler.
“Apresiasi yang diberikan Bapak Kapolri berupa telescoting untuk mengikuti sekolah perwira merupakan impian saya sejak dahulu yang sampai saat ini belum pernah tercapai. Dan akhirnya dengan peristiwa ini, ketika saya menjadi sukarelawan jenazah Covid-19 ini, akhirnya cita-cita saya itu bisa terwujud pada tahun depan nanti,” ungkap Tumundo dengan nada haru di balik telpon.
Diakui Tumundo rasa bangga atas prestasinya ini akan ia dedikasikan bagi masyarakat Sulut dengan bekerja optimal.
“Saya merasa bangga dan berterima kasih kepada pimpinan Polri dalam hal ini Pak Kapolri, Pak Kapolda serta Ibu Kapolres yang sudah memberikan apresiasi kepada saya. Hal ini membuat saya merasa bangga dan memberikan motivasi kepada saya ke depan untuk melaksanakan tugas sebagai anggota Polri lebih baik dan lebih sesuai dengan aturan dan tidak mengecewakan masyarakat,” tutur jebolan SEBA Polri 2000, Batalyon Eka Bhakti itu.
Pada wawancara itu, Bripka Tumundo juga menaruh harapan terhadap proses penanganan Covid-19 di Sulut. Menurutnya, ada beberapa hal yang perlu dievaluasi agar kejadian seperti di kampungnya, Wusa tidak terulang kembali.
“Harapan ke depan, untuk penanganan Covid-19 ini, saya minta kepada Dinas Kesehatan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya sesuai dengan SOP (Standar Operasional Prosedur) penanganan Covid-19. Karena seperti yang terjadi di Desa kami ini, jenazah itu sempat terlantar dua jam. Apalagi sikap dari RS. Prof. Kandou yang datang dengan mobil ambulans tapi hanya dengan satu sopir tanpa ada petugas yang akan melakukan pemakaman. Itu jangan sampai terjadi lagi ke depan. Kasihan yang lain,” tutur Tumundo yang juga penatua di Jemaat GMIM Efrata Wusa.
Dirinya juga berharap masyarakat untuk bekerja sama dalam memutus mata rantai virus corona ini dengan terus mengikuti setiap imbauan pemerintah.
“Juga saya berharap program pemerintah untuk memutus mata rantai Covid-19 ini bisa berjalan dengan baik, yaitu dengan tidak keluar rumah, jaga jarak agar supaya virus ini bisa hilang dari negara kita, lebih khusus di Sulut,” kunci Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal (Reskrim) Polsek Dimembe ini.
Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Sulut, Irjen Pol Royke Lumowa menyambut positif apresiasi Kapolri kepada anggotanya yang melakukan tugas kemanusiaan secara tulus dan ikhlas.
“Penghargaan ini menjadi pemicu semangat semua insan Bhayangkara Bumi Nyiur Melambai dalam menjaga Ibu Pertiwi dengan setulus hati,” pungkas mantan Kakorlantas Polri itu. (*)