Published
4 weeks agoon
By
Rivo Gosal8 September 2024
“Pemimpin adalah teladan. Bicara itu baik, tapi lebih baik lagi jika kita betul-betul bisa melakukannya. Kedua, dengan optimisme dan kerja keras, kita bisa berhasil menuai hasil yang menggembirakan.”
Penulis: Pingkan Singon
KOBONG Om Tani Langowan di Desa Walewangko, Minahasa, memiliki keunikan. Punya daya tarik tersendiri. Ada rumah panggung yang berdiri di kawasan pertanian terpadu itu. Di sampingnya terbentang hamparan kolam berisi ikan, kangkung dan selada. Suara bebek, ayam dari kandang ikut menyemarakkan suasana. Semua itu dibungkus alam sekitar yang begitu indah.
Desain rumah yang dibangun dari kayu-kayu di tempat ini, memperlihatkan keunikannya. Lantai nuansa tradisional-modern, ditambah penataan taman, dapur yang menarik, dijamin akan membuat betah setiap mata yang mampir di tempat ini.
Di pagi hari kita dapat menikmati suasana alam, dengan kesejukan udara, kicauan burung dan matahari yang tampak perlahan keluar menghiasi langit dari balik jajaran pegunungan di samping Danau Tondano.
Bukan hanya itu, di malam hari pun kita dapat menikmati nyanyian dari kodok-kodok dan hewan malam lainnya, serta menikmati udara dingin yang merupakan khas pedesaan.
Di samping sabua, ada juga kolam berisi beragam ikan hias. Para pengunjung bisa ikut memberi makan mereka. Aliran air yang keluar dari kolam ini juga didesain sangat unik, berpadu dengan taman di halaman depan. Semua tanaman pertanian di tempat ini dijamin organik, tidak ada sentuhan bahan kimia. Ini tempat yang tepat untuk mengedukasi banyak orang tentang kehidupan yang sehat. Sangat cocok untuk menjadi ruang bermain sambil belajar anak-anak.
Saya merasakan dan menikmati langsung suasana itu di Kobong Om Tani Langowan. Tempat Komunitas Penulis Mapatik dan Kelung.id bersama Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) menggelar pelatihan menulis dan diskusi tentang “Pegiat Literasi dan Pengawasan Partisipatif di Pilkada 2024”, 6-7 September 2024.
Di tempat ini terjalin hubungan yang akrab dan penuh kekeluargaan antara peserta dan pemberi materi. Di sela-sela kegiatan, kami bisa melepas lelah dengan saling baku curhat, ditemani secangkir kopi. Benar-benar santai, tapi sangat serius.
Setiap pengetahuan mengalir begitu saja bagai mata air jernih yang memenuhi Kobong Om Tani Langowan, namun langsung hinggap di setiap benak para peserta. Terbersit dalam dalam benak, alangkah menyenangkan jika suasana proses belajar-mengajar di sekolah-sekolah kita jika seperti ini.
Sayur yang dipetik dan ikan yang ditangkap langsung di kolam, merupakan makanan yang diolah untuk menjadi santapan. Itulah sajian sehat kami di alam sehat, orang-orang yang berpikir sehat dan pelatihan yang sangat menyehatkan pikiran.
Kejutan Mencerahkan
Rikson Childwan Karundeng, Director Komunitas Penulis Mapatik dan Pemimpin Redaksi Kelung.id yang biasa disapa “Mner”, sungguh mengejutkan. Kali ini dia bukan hanya menjadi narasumber dalam kegiatan. Ternyata, Mner Rikson juga memiliki keahlian dalam hal menangkap ikan secara langsung di dalam telaga.
Sebelumnya, Etzar Tulung, kawan jurnalis yang juga jadi koki andalan kami di kegiatan ini, sudah lebih dulu turun, namun hanya berhasil menangkap satu ekor ikan. Mner Rikson, banyak memberikan komentar di samping kolam. Namun, ia kemudian harus turun untuk membuktikan teori-teori yang ia ucapkan.
Sebelumnya, ia tampak berpikir sejenak. Semua menatapnya sambil bergumam, apa ia betul-betul sedang meramu sebuah strategi atau justru mungkin ragu untuk masuk ke kolam. Entahlah. Semua menyorakinya.
“Dalam menangkap ikan pun memiliki teknik tertentu. Setiap medan punya cara khusus. Intinya harus sabar,” kata Rikson melempar senyum dan dengan style kacamata hitam ia pun masuk ke kolam ikan, menyatukan diri dengan pece dalam kolam sedalam kira-kira 1 meter itu.
Momen yang dinanti akhirnya tiba. Ia beraksi juga. Tak lama kemudian, ia berhasil menangkap ikan dalam jumlah yang cukup banyak.
Mner Rikson mengajarkan kami hal penting. Pemimpin adalah teladan. Bicara itu baik, tapi lebih baik lagi jika kita betul-betul bisa melakukannya. Kedua, dengan optimisme dan kerja keras, kita bisa berhasil menuai hasil yang menggembirakan.
Sebelum beranjak dari kolam, ia masih sempat membagikan filosofi hidup. “Tersenyumlah jika berada dalam lumpur, sebab kelak kita akan bisa menuai hasil yang menggembirakan.”
Pengalaman Istimewa
Ada pengalaman yang benar-benar berbeda di tempat yang istimewa ini. Kehangatan dan kekeluargaan yang tinggi tercipta saat semua peserta, pemateri bahkan pemilik tempat, menyatu saling membantu menyiapkan makanan untuk disantap bersama selama kegiatan.
Dengan kepekaan semua terlibat responsif membersihkan setiap sampah yang berada di meja dan yang jatuh di tanah. Sampah plastik memang sedikit saja yang terlihat, karena pelaksana kegiatan dan para peserta sudah berkomitmen sejak sebelum kegiatan digelar, akan hadir dan berkegiatan dengan memperhatikan lingkungan, meminimalisir penggunaan sampah plastik.
Dua hari begitu cepat berlalu. Rasanya belum ingin berpisah, tapi apa daya. Pekerjaan dan tanggung jawab yang lain juga menanti kami, para penulis, jurnalis.
Sebelum berpisah, ada rasa syukur yang meluap. Sangat gembira bisa belajar dari orang-orang yang luar biasa. Ada Rikson Childwan Karundeng dan Denni Pinontoan, seorang doktor teologi di IAKN Manado, sekaligus penulis yang luar biasa. Ada juga Ketua Bawaslu Minahasa, Lord Malonda, Ketua Bawaslu Tomohon, Stenly Kowaas, Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Hubungan Masyarakat Bawaslu Sulut, Steffen Linu, dan Komisoner Divisi Hukum dan Penyelesaian Sengketa Bawaslu Sulut, sekaligus pemilik Kobong Om Tani Langowan yang mengagumkan, Donny Rumagit.
Belajar itu sebuah keharusan bagi para penulis, termasuk para jurnalis. Para teladan, pengalaman dan alam adalah guru terbaik. Seperti Kobong Om Tani Langowan, para pemateri yang mengagumkan, dan kawan-kawan peserta yang luar biasa. Lebih mengagumkan lagi, semua berkomitmen untuk mewujudkan demokrasi yang baik bagi Indonesia. (*)
Arnold Baramuli dan Bumi Beringin
Aroma Pelanggaran HAM Menyeruak Bersama Bau Busuk di Tanjung Merah
Mahzani, Bahasa Tombulu dan Festival Wanua Woloan
Gelisah Jurnalis di Sekolah Menulis Mapatik
Manuk A’pak: Menyegarkan Kebaikan Alam untuk Manusia di Mamasa
Waraney Wuaya di Watu Tiwa’: Menata Situs, Menjaga Pengetahuan