Connect with us

GURATAN

Senja Nan Mesra dari Balik Jendela

Published

on

13 Januari 2019


Oleh: Daniel Kaligis


 

PANGGUNG melingkar, there’s no choosing sides, mindset bundar, terserah apa maumu berpikir berkehendak. Merdekakanlah!

Terbakar naluri, lalulalang di punggungmu di depanku, di Papa Ong. Matahari miring di luar, terhalang tembok terhalang gedung. Sehari satu syair. Dan aku tertantang.

Sajak segelas kopi di Papa Ong, berkisah berbagi pengalaman - Abdi dan saya.

Sajak segelas kopi di Papa Ong, berkisah berbagi pengalaman – Abdi dan saya.

Kawan, bersahabat dalam idea. Dan itu yang terngiang dari jumpa berapa saat. Berceritalah kita tentang waktu yang lampau, tentang ruang masing-masing, memendam prasangka sudah pasti. Sebelumnya hanya bersua dalam text terpaut, syair-syair meliar semau jiwa, di sana di ketika tanpa waktu.
Itulah perjumpaan bathin yang dipertautkan alam.

Kenangan:
tanah air di mana saja,
di bawah langit biru,
di mana cinta bersemi sepanjang musim…

PULAU-PULAU rimba belantara gunung bukit tebing samudera gelombang arus benteng hak-hak masyarakat adat || Indigenous Peoples and Education to highlight the importance of education and preserving indigenous knowledge #CelebratingInternationalDayoftheWorld’sIndigenousPeoples2016

Entah kapan dicetus. Sebaris dua, sebaris tiga, dan seterusnya.
Cinta itu matematis kataku dalam benak, walau kau sanggup membantahnya.

Dan ini yang masih menyisa,
bahwa, we all have something wonderful in common…

Senja kemudian pergi.
Mengembara semau angan menderap harsat.

Judul terinspirasi dari foto ini

Mari beranjak ke bilik berikut, seraya menghirup kenang.
History mendaur keberingasan, kita nikmati tanpa kesumat.
Berharap rakyat paham dan tercerahkan dari pengalaman peristiwa.

Walau dalam waktu sama kita masih rela otak diborgol label. Kita masih menangis-tertawa pada politik membeli hak-hak dengan janji yang selalu ingkar bila para tukang sulap duduk di kursi kuasa. Kita masih doyan mewakilkan suara hati untuk proyek-proyek yang dibiayai pajak dan hutang.

Hari ini di 2009, saya menulis editorial di harian Swarakita — ‘Cahaya Ketenaran Meredup’: Sadarkah kita bahwa segala peraturan sudah gundulkan hutan? Habis kertas bagi kaji dan copy aturan, kering tinta beritakan janggal, namun pelanggar tak ditindak. Irama ini harus dihenti, agar kita boleh nyanyikan tembang kebenaran yang sekian zaman tertimbun sistem.

Hari ini kita menari, sejurus langkah evaluasi diri sendiri.
Mengertikah kita bahwa perang adalah pasar di mana orang-orang bermuka manis menjual senapan?

BLAST 7 August 2014 at 15:47 · #Path ☑ PLAYS some song || reminds || when power narrows the area of man’s concern, poetry reminds him of the richness and diversity of existence. #HistoryAug09: On this day in 1945, a second atom bomb is dropped on Japan by the United States, at Nagasaki, resulting finally in Japan’s unconditional surrender.

MEMORIES:

Path — 9 August 2014 at 12:27 ARMED conflict is a result of the tragedy of separation. #unify [w.w.d]

Path— 9 August 2015 at 14:34 PUBLIC OFFICE | kampanye: pencitraan saja, sisanya teori. Rakyat banting tulang berjuang untuk hak-haknya dipangkas regulasi yang terbayar pajak dan sumberdaya dari halaman kedaulatan sistem.

#KonsolidasiNuraniDanHargaDiri

Adalah jingga di warna sore belum digugat proposal pagi, manakala kita bersandar pada pepohon tertebang jadi kertas, jadi regulasi dan kapan saja dapat menjadikan rakyat tertuduh.

Jiwa dan badan kita ada di jalan-jalan, berlumur mereka, para manusia yang dikumuhkan sistem. Hidup bukan semata keadilan, karena juang jadi setara memang harus dimulai dari mindset. Enyah terjajah.

Mental budak memang kejam. Membenam seperti kelam malam tanpa lampu-lampu. Tapi, sorot pandangmu ada di sana, gugut!

Skyscraper is a CGI-infused hodgepodge of derivative bits culled from more memorable disaster thrillers, from the Towering Inferno to, well, every Die Hard movie ever made.

Perpolitikan hari ini:
Tanda seru dalam kurung, silakan definisikan masing-masing. Senja, sinema maha panjang maha lebar dengan kepadatan, dengan kemacetan. Pejalan kaki, pengemudi, para penunggang, seperti marah tertahan tanda-tanda di persimpangan. Kita di sana, menenun warna tak pernah sama. (*)

__________

RESPONSIBILITIES

9 August 2017 at 09:41 ·
merahputih ragu-ragu,
pernah kau hitung putramu-putrimu?
gerbangmu…
langit biru…
#TabeaTanahPusaka
#EndoNeyShiaa

__________

Bagi kawan pecinta senja dan pecinta perilaku kasih: Abdi Koeswandi, Djunaedi, Aneis, Philips Marbun, Lisa Tungka-Feinstein, Je Sebastian, Shinta Miranda, Annashka Mozhayev, Polien Sarael, Arthur Archi SemBung, Ririn Sefsani, Elisa Sagala, Dian Pratiwi Pangemanan, Denny Ramagiwa Ratulangi, Feryna Setyowati, Raditya Siboro, Jamil Massa, Arther, Dean Joe Kalalo, Greenhill Weol, Oppy AilSie, Flora Mamesah, Dian Mardiana, Nita Tjindarbumi, dll dst…

On 9 August 2018 (*)

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *