Connect with us

PICSTORY

London: Surga Buku

Published

on

28 Maret 2019


Oleh: Aquino Hayunta


 

LONDON ADALAH SURGA bagi pencinta buku. Ada sejumlah toko buku besar seperti Waterstone atau Foyles yang luasnya sama seperti Matahari Departemen Store yang biasa ada di mall-mall di Jakarta, luas dan terdiri dari beberapa lantai. Di toko-toko buku tersebut juga ada cafe dan sejumlah meja atau tempat duduk yang bisa kita pakai untuk melamun atau mengetik. Di Foyles bahkan ada auditorium yang luas utk diskusi serta sedikit ruang galeri utk diisi pameran seni.

Toko-toko buku kecil juga berserakan di banyak tempat, ada Housmans Bookshop di King’s Cross yang isinya khusus isu-isu sosial and aktivisme. Buku-buku bekas juga sangat terjangkau harganya, ada sejumlah rak yang harga bukunya cuma £1 alias Rp 18 ribu saja. Belum lagi buku-buku spesifik yang dijual di museum-museum.

Di Indonesia, kita seharusnya lebih banyak memiliki toko buku seperti ini. Luas, memiliki koleksi beragam dan pastinya harus terjangkau oleh daya beli. Sebab saya meyakini, indikator sebuah masyarakat bukan ditentukan dari seberapa banyak mobil, gedung megah atau pusat-pusat perbelanjaan yang berdiri tegak menjulang. Tapi dari berapa banyak ruang baca yang tersedia.

Bahan bacaan adalah kebutuhan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Hari ini, di tengah maraknya penyebaran hoax (berita bohong), kecerdasan literasi menjadi jauh lebih penting dan mendesak. Bukan malah sebaliknya, memassalkan dan membiarkan razia buku berbiak.

 

Toko buku Foyles (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 

Diskusi di Toko Buku Waterstone (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 

Toko buku Waterstone (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 

Toko buku Foyles (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 

Toko buku Foyles (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 

Toko buku Waterstone (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 

Toko buku Covent Garden (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 

Toko buku Foyles (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 

Toko buku Hausmans (Foto: Aquino Hayunta/KELUNG)

 


Editor: Andre Barahamin

Komitmen dan misi kami adalah menghadirkan media dengan mutu jurnalisme yang baik. Menurut pendapat kami, salah satu syarat penting untuk mencapai hal itu adalah indepedensi.
Sejak awal, kami telah menetapkan bahwa KELUNG adalah media independen. Sebagai media independen, KELUNG hadir untuk melayani pembaca dengan laporan, artikel atau tulisan yang disajikan secara naratif, mendalam, lengkap dengan konteks. Kami mengajak anda untuk memasuki setiap gejala dan isu untuk menemukan informasi, inspirasi, makna dan pengetahuan.
KELUNG independen oleh karena kami sendiri yang menentukan tema atau isu untuk disajikan. KELUNG bebas dari intervensi penguasa atau pemilik modal. KELUNG independen dari intervensi ideologi agama atau ideologi apapun. KELUNG independen, karena bebas berpihak kepada kelompok minoritas, kelompok marginal dan lemah secara akses suara ke publik. KELUNG juga akan terus berupaya mengembangkan diri, meningkatkan mutu isi dan penyajian.
Pembaca adalah kunci dari harapan kami ini. Dukungan pembaca berupa donasi, sangat berarti bagi kami dalam upaya pengembangan dan peningkatan mutu jurnalisme yang independen. Kami mengundang pembaca untuk bersama-sama mencapai komitmen dan misi kami ini.
Mari bantu KELUNG dengan cara berdonasi…. selengkapnya

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *